MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

By September 6, 2022 MAN Insan Cendekia
MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

 

MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (dikenal juga dengan nama MAN IC atau INCEN) adalah Madrasah Aliyah Negeri setingkat Sekolah Menengah Atas berasrama yang dibina oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Sekolah ini menerapkan prinsip pencapaian tertinggi dan mendalam, dan terpenting pada keseimbangan antara penguasan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan iman dan taqwa. MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama menyeleksi secara ketat calon siswanya dengan mengadakan tes seleksi yang dilaksanakan di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2010 semua siswanya mendapatkan beasiswa penuh dan parsial di setiap kampus yang ada. Beasiswa penuh ini berlaku hingga tahun 2016, kemudian setelah itu beasiswanya tidak lagi penuh semenjak menjamurnya MAN Insan Cendekia di seluruh Indonesia.

 

Sejarah MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam penguasaan IPTEK yang didasari nilai keimanan dan ketakwaan, pada tahun 1996 atas ide dari Prof. Dr. -Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendirikan Magnet School yang nantinya berubah namanya menjadi SMU Insan Cendekia di Serpong dan Gorontalo melalui program penyetaraan IPTEK STEP (Science and Technology Equity Program) bagi sekolah-sekolah yang berada di lingkungan pondok pesantren. Saat pendirian sekolah ini, B.J. Habibie menjabat sebagai Kepala BPPT, sekaligus Menteri Riset dan Teknologi. Sehingga tak salah kiranya bahwa lokasi didirikannya MAN Insan Cendekia berdekatan dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahun dan Teknologi (Puspiptek) yang berlokasi di Tangerang Selatan. Tak hanya itu, B.J Habibie juga menaruh perhatian kepada sekolah ini dengan berkunjung ke MAN Insan Cendekia Serpong.              MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

SMU Insan Cendekia di Serpong mulai beroperasi pada tahun 1996, dan menyusul satu tahun kemudian MAN Insan Cendekia di Gorontalo beroperasi pada tahun 1997.

Pada tahun pelajaran pertama (1996/1997), penerimaan siswa SMU Insan Cendekia diprioritaskan bagi siswa-siswi SMU/MA kelas satu dan siswa-siswi lulusan SMP/MTs berprestasi yang berasal dari pondok pesantren dan sekolah Islam lainnya. Akan tetapi, mulai tahun pelajaran kedua (1997/1998) SMU Insan Cendekia memberi kesempatan pula kepada siswa-siswi SLTP umum dan MTs, baik negeri maupun swasta.

 

Sejak tahun pelajaran 2000/2001 SMU Insan Cendekia, baik yang berada di Gorontalo maupun di Serpong, dilimpahkan pengelolaannya oleh BPPT kepada Departemen Agama RI. Untuk tetap mempertahankan ciri khas penguasaan IPTEK dan IMTAK, maka dalam pengelolaan dan pembinaannya, Departemen Agama dan BPPT terus melakukan kerja sama. Selanjutnya nama SMU Insan Cendekia ditransformasikan menjadi Madrasah Aliyah Insan Cendekia dengan tanpa mengurangi dan mengubah sistem pengajaran secara keseluruhan yang telah berjalan selama ini. Pada tahun 2001, dengan SK Menteri Agama RI, Nomor 490 Tahun 2001 MA Insan Cendekia Serpong dan Gorontalo berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Gorontalo dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia Serpong.          MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

 

Kemudian di provinsi Jambi MAN Cendikia Jambi mengubah namanya menjadi MAN Insan Cendekia Jambi. Peresmian perubahan nama ini dihadiri oleh Wamenag Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar di kampus MAN Insan Cendekia Jambi – Kab. Muaro Jambi, Jumat (31/1) petang. Hadir dalam peresmian tersebut Wakil Gubernur Provinsi Jambi H. Fachrori Umar, anggota Komite III DPD RI Dra. Elviana, sejumlah pejabat eselon II pusat, Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi Drs. H. Mahbub Daryanto, sejumlah Kepala Kantor Kemenag se Provinsi Jambi, dan Wakil Bupati Kabupaten Muaro Jambi. Dalam kesempatan tersebut, Wamenag menerima sertifikat ISO untuk MAN Insan Cendekia Jambi dan penyerahan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jambi melalui Wakil Gubernur Provinsi Jambi untuk pembangunan 2 kelas baru, 2 asrama guru.                  MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama, adalah model satuan pendidikan jenjang menengah yang memadukan antara Pendidikan Agama Islam dengan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara seimbang. Dengan keterpaduan tersebut, MAN Insan Cendekia diharapkan menjadi pelopor upaya menghilangkan dikotomi antara ilmu agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama, menempatkan etika Islam yang bersumber pada nilai-nilai universal al-qur’an dan al-hadis untuk menjiwai seluruh bidang keilmuan yang diajarkan. Islam mengembangkan ilmu yang bersifat universal antara ilmu-ilmu qauliyyah yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teks keagamaan, seperti al-qur’an, al-hadis, akidah akhlak, fikih dengan ilmu-ilmu kauniyah, yaitu sains dan ilmu-ilmu empiris-kemasyarakatan.

Pengkajian dan pendalaman keilmuan berangkat dari paradigma humanistik-etis dengan dukungan strategi yang terpadu. Ilmu-ilmu yang akan diajarkan di MAN Insan Cendekia, jika didasarkan pada nomenklatur keilmuan yang telah ada pada Standar Isi, terdiri atas ilmu humaniora (bahasa, sejarah umum dan kebudayaan Islam, demografi), ilmu sosial (sosiologi, ekonomi, geografi sosial) dan ilmu alam (fisika, kimia, biologi, geografi fisik), yang kajian-kajiannya dipadukan dengan ilmu al-qur’an dan al-hadis).

Pengkajiannya dilakukan secara collaborative, critical thinking, creativity, communicative (C4) sehingga dapat di interpretasi secara terus menerus seiring dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai universal yang terkandung dalam al-qur’an dan al-hadis menjadi pijakan dan pandangan hidup yang menyatu dalam satu tarikan nafas keilmuan dan keagamaan yang diabdikan bagi kemaslahatan umat manusia. Keterpaduan keilmuan ini akan diwujudkan dan dikembangkan dalam pembelajaran di dalam ruang belajar dan/atau di luar aktivitas ruang belajar.

Keterpaduan ini diharapkan dapat melahirkan lulusan MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama yang kuat akidah dan pengetahuan keagamaannya (tafaqquh fiddin), luas dan kritis pemikiran, serta moderat perilaku keagamaan ditunjang dengan penguasaan kompetensi yang ditargetkan. Pada gilirannya lulusan MAN lnsan Cendekia dapat beradaptasi dan mampu belajar dengan baik di perguruan-perguruan tinggi terkemuka, baik di dalam maupun luarnegeri dan bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat sehingga mampu meneguhkan dirinya sebagai sosok muslim yang rahmatan lil alamin.

 

Keunggulan MAN IC

Keunggulan MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama dibanding madrasah lainnya adalah:

  • pengembangan kurikulum dan pembelajaran mengacu kepada standar mutu di atas standar nasional pendidikan dan berbasis keunggulan lokal;
  • dikelola berbasis Teknologi lnformasi dan Komunikasi (TIK), dengan dukungan pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi kualifikasi yang disyaratkan;
  • fasilitas pembelajaran yang tersedia memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan, kenyamanan, dan keamanan;
  • peserta didik wajib tinggal di asrama madrasah yang dikelola secara profesional;
  • mewajibkan peserta didikberkomunikasi sehari-hari di lingkungan madrasah dengan menggunakan bahasa Indonesia, danbahasa internasional.
  • Pembinaan rutin olympiade
  • Bimbingan Gurawa (Guru dan Siswa Asuh)
  • Tahfidz Al Qur’an
  • Kultum dan diskusi tematik
  • Kajian kitab
  • Muhaddatsah
  • Muhadharah
  • Keputrian
  • Ekstrakurikuler (Pramuka, Paskibra, PMR, English dan Arabic Club, KIR, Olah raga, Kaligrafi, teater, dll)

 

Pada tahun 2015, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia hadir di Riau, lebih tepatnya di Kabupaten Siak Sri Indrapura. Terinspirasi oleh MAN Insan Cendekia yang sebelumnya telah beroperasi dan melahirkan prestasi-prestasi di kancah nasional dan internasional, pemerintah berupaya untuk mendesiminasikan program ini ke provinsi lain yang ada di Indonesia. MAN Insan Cendekia Siak hadir dalam format pendidikan Boarding School atau sekolah berasrama yang menekankan pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK) yang diselaraskan dengan pengembangan Iman dan Takwa (IMTAK). Lebih jauh lagi, MAN Insan Cendekia Siak ingin meneruskan tradisi mencetak kader-kader calon pemimpin bangsa berkualitas di masa mendatang seperti yang telah diamanahkan undang-undang.

 

MAN Insan Cendekia adalah model satuan pendidikan jenjang menengah yang memadukan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan pengayaan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai ciri khas utamanya. Terdapat dua sistem pendidikan yang selama ini telah berjalan di lingkungan Kementerian Agama, yaitu sistem persekolahan (madrasah) dan sistem pendidikan berasrama (Pondok Pesantren). Dalam praktek sistem persekolahan (Madrasah) berorientasi pada penguasaan ilmu pengetahuan umum, sehingga penguasaan ilmu ke-Islaman belum optimal, sementara sistem pondok pesantren lebih berorientasi pada penguasaan ilmu-ilmu keislaman (Islamic Studies), sehingga penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kurang optimal. Walaupun sudah ada yang berhasil menyeimbangkannya. Hal tersebut mendorong pentingnya ketersediaan pendidikan yang mampu meminimalisasi kelemahan dari kedua model pendidikan tersebut.     MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

Kehadiran MAN Insan Cendekia yang memiliki kekhasan dan keunggulan yang kuat diharapkan mampu memadukan kedua sistem pendidikan tersebut, yaitu berorientasi pada sains-teknologi dan ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) yang bertumpu pada tiga peradaban (hadlarah), yaitu Peradaban Teks, Kitab (hadlaratun-nash), Peradaban Ilmu (hadlaratul ilmi) dan Peradaban Filsafat (hadlaratul-falsafah) sangat tepat dilakukan. Dengan keterpaduan tersebut, MAN Insan Cendekia diharapkan menjadi pelopor upaya menghilangkan dikotomi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini terjadi dalam pendidikan Islam di Indonesia. MAN Insan Cendekia menempatkan etika Islam yang bersumber pada nilai-nilai universal al-Qur’an dan al-Hadis untuk menjiwai seluruh bidang keilmuan yang diajarkan. Islam mengembangkan ilmu yang bersifat universal dan tidak mengenal dikotomi, antara ilmu-ilmu:

  • qauliyyah (hadlaratun-nash) yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teks keagamaan, seperti al-Qur’an al-Hadis, akidah akhlak, fikih)
  • ilmu-ilmu kauniyah-ijtima’iyah (hadlaratul-‘ilm), yaitu ilmu-ilmu empiris-kemasyarakatan, seperti sejarah, sosiologi, antropologi, ekonomi dan juga
  • ilmu-ilmu filsafat (hadlaratul-falsafah). Ketiga wilayah keilmuan tersebut dikaji secara mendalam dan terpadu.

 

Pengkajian dan pendalaman keilmuan berangkat dari paradigma humanistik-etis dengan dukungan strategi yang terpadu. Ilmu-ilmu yang akan diajarkan di MAN Insan Cendekia, jika didasarkan pada nomenklatur keilmuan yang telah ada pada Standar Isi, terdiri atas ilmu humaniora (bahasa, sejarah umum dan kebudayaan Islam, demografi), ilmu sosial (sosiologi, ekonomi, geografi sosial) dan ilmu alam (fisika, kimia, biologi, geografi fisik), yang kajian-kajiannya dipadukan dengan ilmu al-Qur’an dan al-Hadis.

Pengkajiannya dilakukan secara kreatif dan hermeneutik sehingga dapat diinterpretasi secara terus menerus seiring dengan perkembangan zaman. Nilai-nilai universal yang terkandung dalam al-Qur’an dan al-Hadits menjadi pijakan dan pandangan hidup (view of life) yang menyatu dalam satu tarikan nafas keilmuan dan keagamaan yang diabdikan bagi kemaslahatan umat manusia. Keterpaduan keilmuan ini akan diwujudkan dan dikembangkan dalam pembelajaran di dalam kelas dan aktivitas di luar kelas.          MAN IC Sekolah Agama Negeri Pertama

Keterpaduan ketiga bidang peradaban (hadlarah) ini diharapkan dapat melahirkan lulusan MAN Insan Cendekia yang kuat aqidah dan pengetahuan keagamaannya (tafaqquh fiddin), luas dan dalam pemikirannya, serta menguasai kompetensi yang ditetapkan. Pada gilirannya lulusan MAN Insan Cendekia dapat diterima di perguruan-perguruan tinggi terkemuka, baik di dalam maupun luar negeri dan bermanfaat bagi kehidupan di masyarakat.

Leave a Reply